Yang terbaik.
Di Sobat Kolong (SK) saya belajar bahwa saat
kamu memberi, berikan lah yang terbaik, yang paling baik.
Begitupun saat kamu menerima, bawa harga diri
mu, terima lah sesuatu yang layak, yang terbaik.
Ini sudah menjadi nasihat saya untuk diri
sendiri. Beri yang terbaik, terima yang terbaik. Itu pula yang selalu kami
ajarkan kepada adik-adik dan para volunteer sebagai misi yang kami jalankan di
SK.
Bagi saya, bagi kami-Sobat Kolong, komunitas sosial
itu bukan tempat sampah. Bukan tempat dimana kita bisa melakukan kebaikan ala
pemikiran egois kita. Kalau memang mau mengenal tentang komunitas sosial, atau
mau berbagi sedikit untuk komunitas sosial. Atau hanya sekedar tau? Bergeraklah
dengan hati, ber-komitmen-lah untuk berbagi dengan hati.
Komunitas sosial
bukan tempat sampah dan objek belas kasihan.
Kalau kita punya rencana menyumbang,
sumbanglah sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Jangan jadikan komunitas sosial
sebagai tempat sampah, dimana kita bisa sumbangkan barang-barang yang kita tidak
butuhkan. Tanyakan apa kebutuhan mereka. Kalau kita mau sumbang buku,
sumbanglah buku-buku yang masih bisa dimanfaatkan. Jangan sumbangkan buku bekas
yang tidak bisa digunakan sama sekali. Seperti contohnya buku lembar kerja
siswa yang isinya sudah penuh diisi. Walaupun dikerjakan menggunakan pensil,
kamu pikir para volunteer punya waktu untuk menghapusnya?
Kalo kita bukan videographer/photographer yang bisa dokumentasi tanpa mengganggu aktifitas
belajar adik-adik SK, sorry to say, pasti kita akan dilarang untuk melakukan dokumentasi
kegiatan di SK. Kita bisa mendokumentasikannya setelah aktifitas belajar. Karena
secara phsycology dan faktanya, adik-adik SK terganggu kalau ada kamera kita! Gak
nyaman. Orang asing, seliweran, lalu foto sana-sini. SK mengerti dan percaya
dokumentasi itu penting sebagai bukti “formal” kegiatan yang sudah dilakukan.
Tapi lebih baiknya lagi kamu memberi bukti dengan hati, lewat komitmen, bukan cuma
pemer foto di media sosial. Yang melihat Tuhan, bukan massa di media sosial mu.
Di SK, kami menghindari kelompok yang
mengajar hanya untuk dokumentasi, saya paling
benci itu. Di SK, dan saya yakin beberapa komunitas sosial lainnya, kami lebih
sering pamer kebahagiaan untuk mencari perhatian dibanding pamer foto-foto
kesedihan. Lalu apabila kami saja memamerkan kebahagiaan, maka tidak ada
toleransi bagi mereka yang menggunakan hasil foto dengan model adik-adik SK berlatar
belakang kesedihan yang digunakan untuk penggalangan dana.
Bukan hanya di Sobat Kolong, tapi dimanapun
itu, I note to myself ; berikanlah yang terbaik, bergerak lah dengan hati. Kami
disini tidak mengenal perbedaan, apapun kamu, siapapun kamu, saat melangkah ke
dalam Sobat Kolong, kamu dan kami jadi satu.
Sudah siap memberikan yang terbaik?
Hasil belajar dari Sobat Kolong.
*Sobat Kolong akan di deskripsikan di tulisan terpisah.
*Sobat Kolong akan di deskripsikan di tulisan terpisah.
0 comments :
Post a Comment