Ubud yang ramai tapi damai selalu meninggalkan kesan mendalam ditiap sudut kota nya. Dan, kopi akan selalu menjadi teman setia menikmati atmosfir relaksasi Ubud. Tidak hanya kopi nikmat yang disajikan, para barista Seniman Coffee pun akan selalu menyuguhkan senyum tulus khas para Ubudian. Terletak disudut jantung kota Ubud, jalan Sriwedari, Seniman Coffee layak mendapatkan rating teratas di Tripadvisor, situs rekomendasi travel site terpercaya didunia.
Melangkah masuk kedalam coffee shop dengan
open-shop concept, pengunjung akan disambut dengan mesin pembuat kopi yang beragam. Para barista sibuk meracik kopi dibalik
coffee machine.
Espresso machine, grinder, clever, aeropress, shypoon, cold drip tersusun rapi disudut toko. Kopi yang digunakan berasal dari seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Gayo sampai Papua Wamena. Biji-biji kopi yang beraslah dari segala penjuru Indonesia dipajang didalam toples menjadi ornamen cantik ala warung kopi. Saya beruntung duduk diarea bar, para barista ramah tak henti menyuguhkan sample kopi sisa
brewing. Penikmat kopi newbie seperti saya ini dibuat takjub dengan cara barista menyajikan kopi. Disela-sela kesibukan, para barista menyempatkan untuk ngobrol dengan para pengunjung, apa lagi para pengunjung yang duduk didepan bar, penikmat proses penyajian kopi. Bila Seniman Coffee adalah sebuah cerita, maka si konseptor adalah
story teller yang handal.
|
Suasana didalam kafe. |
Penyajian kopi adalah segalanya. Tampilan unik dari semua penyajian kopi Seniman Coffee langsung merebut hati saya. Tidak hanya secangkir kopi yang disuguhkan, tapi juga cookies dan air putih sebagai penetral rasa ditempatkan diwadah yang unik. Inilah penghargaan terhadap secangkir kopi, penyajiannya.
|
Coffe Latte. |
Tampilan unik lainnya juga untuk penyajian Machiato dan Affogato concept. Saya dan
travel mate heran saat melihat pesanan
Machiato kami kurang dari 70ml kopi. Tapi barista punya alasan yang masuk akal mengenai takaran
Machiato yang sebenarnya.
|
Machiato |
Seniman Coffee punya cara sendiri dalam menyajikan
Affogato nya. Satu scoop es krim vanila dan es krim kopi ditempatkan dalam gelas cantik, brew coffee dan
esspresso menemaninya dalam satu wadah sederhana tapi anggun. Espresso dan Brew coffee disajikan terpisah mengikuti selera penikmat kopi. Biasanya saya hanya menggunakan espresso untuk Affogato. Tapi disini, saya bisa membuat porsi sedikit lebih banyak dengan menambahkan
brew coffee. Yess, saya gak mau rugi, haha. Lain kali saya akan request untuk es krim vanila saja. Saya tidak bisa menemukan rasa es krim kopi karena rasanya kalah dengan rasa espresso yang kuat.
|
Affogato Concept |
Saya bertemu Alit dan Dika. Alit adalah salah satu senior trainer Seniman Coffee, sedangkan Dika adalah head of barista. Alit menjelaskan bagaimana Seniman Coffee mengolah kopi lokal menjadi senikmat yang mereka hidangkan untuk saya. Bagi Alit, edukasi kopi penting untuk mengapresiasi setiap kopi yang disajikan.
|
Alit dapat mengetahui jenis/ asal kopi dari warna biji kopinya. |
Sedangkan Dika percaya tentang budaya menjual orang Bali, obrolan santai akan membuka kesempatan menjual yang lebih besar. Walaupun menjual kopi bukan hanya misi Dika, tapi juga untuk customer bonding. Jadi jangan sungkan menyapa para barista yang baru selesai menyajikan kopi. Mereka akan dengan senang hati memberikan product knowledge bagi pengunjung dan penikmat kopi. Pengalaman yang berbeda untuk kunjungan ke
coffee house.
Menyajikan kopi lokal sesuai dengan karakteristiknya adalah sedikit tentang banyak hal yang diceritakan Alit dan Dika mengenai proses penyajian kopi disini. Mereka menggunakan banyak coffee maker untuk brewing coffee, seperti grinder, clever, aeropress, shypoon, dan esspresso machine. Dika menjelaskan banyak hal mengapa kopi yang saya nikmati berasal dari berbagai macam cara brewing. Shypun akan menghasilkan rasa kopi yang lebih ringan, untuk itu, kopi yang digunakan adalah bali natural. Clever akan menghasilkan rasa kopi medium dengan warna yang lebih terang, mereka menggunakan kopi Bali Kintamani. Lalu saya mencoba kopi hasil brewing dari aeropress, akan menghasilkan rasa kopi yang kuat, biasanya digunakan untuk brewing kopi papua, flores dan sumatera. Tidak hanya cara menyeduh kopi dengan alat yang berbeda, temperature dan juga
roasting time akan mempengaruhi hasil kopi.
Selain
coffee house, Seniman Coffee menjadi
co-working space bagi para nomad traveller. Koneksi internet menjadi salah satu fasilitas bagi
nomad-traveller. Lalu harga kopi yang terjangkau dan rasa kopi nikmat menjadi alasan warung kopi ini selalu layak dikunjungi. Kopi fresh bisa dinikmati pukul 8am(pagi) sampai 10pm(malam). Harga bervariasi, mulai dari Rp.30.000 sampai Rp.120.000. Tak ada gading yang tak retak, sepertinya para pelayannya harus lebih melihat dan belajar bagaimana barista mereka bisa sangat ramah dengan pengunjung. Karena semenjak kunjungan pertama, para pelayan wanita disini sedikit pelit unutk memberi senyuman. Entah karena post-kolonial minded atau memang budaya minum kopi yang penuh senyum bahagia tidak melekat pada mereka.
Aku lg ga ngopi neng...lg demam
ReplyDeleteHarus cepat sembuh kalau gitu, biar bisa coba semua varian lainnya.
Delete:)
Aku lg ga ngopi neng...lg demam
ReplyDeleteSudah ngopi berkali-kali hari ini, tapi gak ada yang sama rasanya dengan kopi terakhir kita *uhuk* hehehe
ReplyDeleteOuucch.
DeleteRasa kopi bergadang yes om? Mari kita lanjutkan. Kali ini "pakai" kopi Bali.
Cheers.
Aku bukan pecinta kopi alias ngak minum kopi tp sudah 4x daku nongkrong manja di sini. Kursi nya enak buat goyang2 manja
ReplyDeleteDuduk malas sambil menikmati ubud yang ramai tapi damai.
DeleteMesen kopi nya sekali aja, nongkrongnya bikin lama gakpapa. Refill infused water aja yang banyak, mumpung gratis. Tp biasanya sih place order kopi lagi, makin lama makin hot. hahaha.
Tapi disanaa ngak punya ginger ale jadi aku suka binggung mau mesen apa lagi
DeleteMinum infuse water nya mereka aja om, gratis dan hampir mirip sepertinya. hoho.
Deleteanyway, kadang mereka bisa buat custome drink lho. Mungkin ginger ale mu bisa jadi inspirasi buat mereka.
wah boleh jg nih buat referensi nongkrong manja di ubud
ReplyDeletenah, bener banget.
Deletebisa goler-goleran manja ditengah kafe juga kalo diijinin sama baristanya. (biasanya gak boleh sih!) Hahaha.
ubud ga selalu sawah :p
ReplyDeleteBener banget.....
DeleteUbud gak selalu hijau. Cokelat dari kopi bikin warna di Ubud makin meriah syahdu.
:))